4 Penulis Indonesia yang Jadi Milyarder

Profesi menulis memang belum bisa dibilang pekerjaan idaman di Indonesia. Memang sangat banyak penulis bertebaran, apalagi di jaman internet seperti sekarang. Namun kebanyakan masih jadi kerja sampingan. Seorang teman bahkan mengeluh, karena pilihan hidupnya menjadi penulis, sangat susah dapat persetujuan calon mertua.

Tapi bukan berarti seorang penulis tidak bisa meraih kekayaan materi yang melimpah. Mungkin, kesempatan dan nasib baik yang dibarengi dengan ketekunan berkarya serta ikhtiar terus menerus merupakan kunci penting. Di antara sekian banyak, setidaknya 4 nama penulis di bawah ini jadi milyarder di negeri ini. Siapa saja ?


www.financetrails.com 

1. Andre Hirata
Menurut survei, putra Belitung ini telah menjadi miliuner karena beberapa buku best seller-nya, antara lain novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Maryamah Karpov. Laskar Pelangi adalah novel pertama Andrea Hirata yang bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang penuh dengan keterbatasan. Novel yang diterbitkan pada 2005 itu telah dicetak berulang- ulang dan saat ini tak kurang dari 600.000 eksemplar telah dijual dengan total keuntungan Rp3,6 miliar.

 
primagraphology.blogspot.com

Pendapatan tersebut belum termasuk karya-karya lainnya, yaitu Sang Pemimpi dan Maryamah Karpov, serta bonus tambahan dari karyanya yang difilmkan. Andrea Hirata baru-baru ini menerima penghargaan Internationale Tourismus Borse (ITB) Buch Award 2013 pada ajang penyelenggaraan bursa pameran pariwisata terbesar di dunia, ITB Berlin. Andrea mendapatkan penghargaan di kategori sastra Indonesia.

Buku Laskar Pelangi menjadi salah satu acuan penilaian yang menyebabkan Andrea layak diberi penghargaan tersebut. Laskar Pelangi dinilai layak karena memaparkan kisah berlatar lokal. Andrea sendiri merasa bangga dan berterima kasih atas penghargaan tersebut. Dia mengharapkan penghargaan itu berdampak pada industri pariwisata di Indonesia, terutama Bangka Belitung yang saat ini berkembang sangat baik. ”Semoga ke depan akan lebih meningkat lagi,” tuturnya.


 
2. Habiburrahman El Shirazy
Habiburrahman El Shirazy, pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah, juga tergolong penulis yang karyanya selalu dinanti para pencinta buku. Sebagian besar karya- karya Habiburrahman yang berupa novel nangkring di rak-rak buku best seller di semua toko buku di Tanah Air.

 
 Habiburrahman El Shirazy

Di antara kar yanya yang paling f enomena l adalah Ayat- Ayat Cinta yang diterbitkan tahun 2004 oleh Penerbit Basmala dan Republika. Novel ini telah mengalami cetak ulang puluhan kali hingga menembus angka penjualan tertinggi 400.000 eksemplar. Begitu tingginya animo pembaca, novel ini bahkan tidak hanya dicetak ulang, tapi juga dibuat versi filmnya dan ditonton oleh 3,5 juta orang.

Karya-karya Habib lainnya yang juga laris manis adalah Di Atas Sajadah Cinta ( 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 ( 2007) Dalam Mihrab Cinta (2007), Bumi Cinta (2010), dan The Romance. 

Kesuksesan novel Ayat-Ayat Cinta dan novel-novel lainnya tersebut menempatkan pria jebolan Universitas Al- Azhar, Kairo, Mesir ini sebagai penulis terkaya kedua di Indonesia dengan Rp 2,4 miliar.



3. Mira Widjaya
enulis lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti tahun 1979 ini telah menghasilkan puluhan karya, utamanya roman. Tak kurang dari 20 karya Mira menyentuh penjualan terbaik atau best seller. Dari sekian banyak karyanya, yang paling fenomenal adalah Cinta Sepanjang Amazon (2009).

 
 www.tabloidbintang.com

Novel ini merupakan karya Mira yang ke-75 dan telah dibuat versi layar lebarnya. Cinta Sepanjang Amazon sukses mengantar wanita kelahiran Jakarta ini menjadi penulis terkaya dengan total pendapatan tak kurang dari Rp2 miliar.


 
4. Dewi Lestari
Penulis dengan nama lengkap Dewi Lestari Simangunsong yang akrab dipanggil dengan sapaan Dee ini berhasil menempati posisi keempat sebagai penulis terkaya lewat karya Supernova. Novel pertama Dee yang sensasional Supernova Satu: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh diterbitkan Februari 2001. Novel ini laku 12.000 eksemplar dalam tempo 35 hari dan terjual sampai kurang lebih 75.000 eksemplar.

www.thejakartapost.com


Sukses dengan novel pertamanya, Dee lalu meluncurkan novel kedua, yaitu Supernova II: Akar, pada Oktober 2002. Akar sempat mengundang kontroversi karena dianggap melecehkan umat Hindu. Umat Hindu menolak dicantumkannya lambang Omkara/- Aum yang merupakan aksara suci Brahman Tuhan yang Maha Esa dalam Hindu sebagai kover dalam bukunya. Akhirnya, pada cetakan kedua, lambang tersebut tidak ditampilkan lagi.

Pada Januari 2005 Supernova episode Petir diterbitkan. Tiga tahun setelah Petirdirilis, Dee meluncurkan novel terbarunya Rectoverso (2008) yang merupakan paduan fiksi dan musik. Buku Rectoverso terdiri atas 11 fiksi dan 11 lagu yang saling berhubungan.

Dari Supernova ini, Dee menghasilkan lebih dari 1,5 miliar rupiah. Semoga saja kesuksesan mereka meraup keuntungan secara material menjadi pertanda yang baik bagi kebangkitan sastra di Indonesia.





 


Artikel Terkait Inspirasi